Liputan45 Com JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) penggilingan padi di Banten dari aksi monopoli.
Pasalnya, menurut Ananta, belakangan ini terjadi keresahan dari pelaku UMKM yang bergerak dalam penggilingan padi di Banten lantaran kemunculan PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, yang kegiatannya dianggap mengarah pada praktik monopoli gabah dan beras.
Sehingga akibatnya, ratusan pengusaha pengolahan padi lokal gulung tikar lantaran tidak mampu bersaing harga beli bahan baku berupa padi dengan PT WPI.
Hal tersebut disampaikan Ananta Wahana saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, di Gedung Nusantara I, Senin (4/9/2023).
“Saya minta Pak Menteri bisa membantu untuk mencarikan solusi terkait persoalan ini. Maksudnya petani bisa untung, UMKM penggilingan padi tidak tutup, dan masyarakat menikmati harga beras yang tidak mahal,” ujar Ananta.
Politisi senior Banten dari PDI Perjuangan itu menyebut, memang kehadiran PT Wilmar Padi Indonesia menguntungkan bagi petani karena hasil panen padi bisa dibeli harga tinggi.
Namun, dengan PT WPI mengkonsentrasikan pembelian gabah dan beras sehingga akhirnya berperilaku sebagai monopoli.
“Dan berdampak pada harga ya kan. Akibatnya penggilingan UMKM itu tutup karena kalah terus,” ungkapnya.
Selain itu, Ananta juga menyampaikan terkait persoalan di wilayah adat Suku Baduy. Kata dia, pemangku adat di wilayah itu belum lama ini juga akan memutus bantuan fasilitas internet yang masuk ke Baduy Dalam. Alasannya, internet dianggap tidak mendidik dan bertentangan dengan adat di sana.
“Sebetulnya Suku Baduy itu bukan anti bantuan. Namun tentu bantuannya harus disesuaikan kebutuhan dan tata cara adat mereka,” ucapnya.
“Jadi, saya juga berharap Pak Menteri dapat membantu produk-produk UMKM Suku Baduy untuk dipasarkan,” imbuhnya.
Karena jika mengingat apa yang dikatakan Max Havelaar, “Apabila Banten itu sejahtera, maka Nusantara juga sejahtera,” kutip Ananta. (Dag)